top of page

Benarkah Phubbing Memengaruhi Mental Kita?

Senin, 17 Juni 2019 - Mei Talia

​

​

 

Salah satu penelitian terbaru dari Journal of Applied Social Psychology mengemukakan bahwa ternyata phubbing bisa mengancam empat kebutuhan dasar kita sebagai manusia. Kebutuhan dasar yang dimaksud itu adalah rasa belonging (memiliki), rasa percaya diri, meaningful existence (rasa keberadaan) dan rasa kontrol. Saat kita melakukan phubbing, orang-orang di sekitar kita bisa merasa dikucilkan dan diasingkan. Coba aja kamu bayangin kalau kamu lagi curhat sama temen lalu ia justru asyik sendiri dengan gadget-nya. Pasti kamu merasa kesal kan?

​

Dalam suatu hubungan, mau itu pacaran ataupun menikah, pasangan yang melakukan phubbing terhadap satu sama lain akan lebih besar kemungkinannya untuk mengalami depresi dan rasa kurang puas dengan hubungan yang mereka miliki.

Apabila pasangan kita lebih memilih fokus pada gadget-nya daripada pasangan yang sedang bersamanya, itu menandakan bahwa mereka lebih memprioritaskan yang lain yaitu gadget dibandingkan pasangannya kan? Kalau itu terjadi pada diri kita pastinya akan membuat kita bete banget kan, Sobat LogOut! 

​

Banyak yang berfikir bahwa orang yang di-phubbed atau istilahnya si korban dari perilaku phubbing ini adalah yang paling tersakiti disini, tapi bukan berarti yang melakukan phubbing tidak terkena efek apapun. Orang yang melakukan phubbing sambil melakukan aktivitas lainnya, mereka  jadi kurang bisa menikmati apa yang ada di depan mereka saat itu. Contohnya saat lagi makan bersama keluarga atau teman, karena terlalu fokus pada ponsel, momen berharga bersama teman atau keluarga pun jadi terlewatkan atau ketika lagi makan, karena lebih memilih untuk bermain media sosial, makanan yang harusnya kita nikmati rasanya malah jadi biasa aja. It would be less enjoyable kalau ada orang yang phubbing di lingkup sosial kita, kata para ahli, karena dia bikin face-to-face interaction jadi menjauh. Siapa coba yang suka berinteraksi dengan orang yang tidak menaruh perhatian ke kita?

​

Emma Seppala juga mengatakan bahwa phubbing bisa jadi salah satu tanda permasalahan dalam penggunaan teknologi. Banyak juga ahli yang berpendapat bahwa kebiasaan menggunakan perangkat teknologi yang berlebihan ditakutkan dapat mulai mengganggu kehidupan interaksi kita sehari-hari karena orang-orang jadi merasa terdorong untuk mengirimkan pesan atau chat dan scrolling media sosial selama interaksi face-to-face terjadi. Hal ini juga memungkinkan kita jadi kehilangan momen-momen berharga dan penting bersama orang-orang disekitar kita. Seppala juga menambahkan bahwa hal tersebut dikhawatirkan bisa menyebabkan pergantian dari interaksi langsung face-to-face jadi ngeliatin screen handphone atau bahasa anak zaman sekarang adalah jadi generasi nunduk. Kalian pasti gak mau kan dibilang salah satu generasi nunduk kan? Yuk, stop phubbing sekarang juga, Sobat LogOut!

​

​

Sumber:

https://www.happifyourworld.com/mylife/phubbing-penyakit-jaman-now-612.html

https://www.freepik.com/premium-photo/young-people-stand-line-with-mobile-phones_5056346.htm

bottom of page